Arunika: Jurnal Pengabdian Masyarakat

IMPLEMENTASI PRODUKSI BROADCAST PADA MENTORING PEMBUATAN VIDEO KREATIF SANTRI PONDOK PESANTREN BALIKPAPAN, KALIMANTAN TIMUR, PROGRAM SANTRI DIGITALPRENEUR INDONESIA 2024

Alhadi Nelsa — 2024-12-10

Kemampuan memproduksi konten video kreatif, menjadi kebutuhan esensial di era digital yang semakin berkembang. Aktivitas dakwah penyebaran informasi positif dituntut untuk menyesuaikan perkembangan era digital. Media video merupakan alat komuikasi efektif mendukung potensi santri di pondok pesantren. Namun, keterbatasan kurikulum di pondok pesantren masih menjadi tantangan dalam pengembangan kemampuan ini. Program pelatihan dan pendampingan Santri Digitalpreneur yang diinisiasi oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Direktorat Aplikasi, Permainan, Televisi, dan Radio, hadir untuk meningkatkan kemampuan santri dalam pembuatan video kreatif. Kegiatan berlangsung selama empat hari diselenggarakan di Pondok Pesantren Hidayatullah Pusat, Balikpapan, dengan peserta yang dipilih melalui proses seleksi dari sepuluh pesantren di Balikpapan yang sudah memiliki kurikulum atau ekstrakurikuler terkait produksi video. Total lima puluh santri terlibat dalam pelatihan ini dibagi kelompok-kelompok dengan peran spesifik, dalam proses produksi video mulai dari pra-produksi, produksi, pasca-produksi, hingga rancangan publikasi. Hasil pelatihan menunjukkan peningkatan signifikan keterampilan teknis dan kreativitas peserta. Video yang dihasilkan dirancang untuk dipublikasikan melalui akun media sosial resmi masing-masing pondok pesantren. Evaluasi akhir menunjukkan bahwa santri mampu memahami dan menerapkan proses produksi video secara sistematis, menghasilkan karya kreatif yang mendukung dakwah. Kegiatan ini menjadi langkah awal yang diharapkan dapat mendorong pondok pesantren untuk terus mengembangkan keterampilan digital santrinya, sehingga mampu berkontribusi positif dalam penyebaran dakwah melalui media video

MEMPERKENALKAN EKONOMI DIGITAL DAN STRATEGI KESUKSESAN UNTUK REMAJA

Rif’ah Shafwah — 2024-12-10

Dunia digital dianggap sebagai motor penggerak yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi. Generasi muda sebagai penggerak utama dari ekonomi digital sehingga diperlukan pemahaman yang memadai. Penelitian ini bertujuan untuk memperkenalkan konsep ekonomi digital kepada remaja, sekaligus menyusun strategi yang relevan untuk membantu kelompok remaja mengoptimalkan potensi di dunia digital. Melalui kegiatan pengabdian masayarakat, remaja tidak hanya menjadi konsumen teknologi, tetapi juga menjadi pelaku aktif yang berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi digital. Kegiatan ini melibatkan 40 peserta dari berbagai latar belakang sosial dan ekonomi yang diundang melalui penyebaran flyer di grup mahasiswa Universitas Pepabri Makassar dan STIKES Brebes kelompok usia 19–21 tahun dengan dua sesi pemaparan materi disampaikan oleh para ahli di bidangnya. Data observasi partisipasi peserta dilakukan melalui kuesioner. Hasil evaluasi menunjukkan peningkatan pemahaman peserta terhadap materi yang disampaikan, dengan 90% peserta menyatakan bahwa tema kegiatan relevan dengan kebutuhannya. Kegiatan ini memberikan wawasan kepada peserta tentang prinsip ekonomi dapat diterapkan dalam aktivitas online, seperti transaksi digital, belanja online dan penggunaan teknologi finansial (fintech) untuk mendukung pertumbuhan ekonomi era digital, selain itu pengelolaan laporan keuangan sederhana menggunakan aplikasi digital dan pengelolaan keuangan dalam konteks bisnis kecil dan keuangan pribadi juga diperlukan di era digital.

LITERASI KESIAPSIAGAAN DALAM MENGANTISIPASI BENCANA SOSIAL DI LINGKUNGAN MASYARAKAT KUMUH

HARIFUDDIN HARIFUDDIN — 2024-12-30

The social conditions of people in slum neighbourhoods are full of irregularities such as messy living arrangements, and chaotic physical environment, and the lives of the residents are not healthy either. Such social conditions which is a fertile ground for the growth of social problems that lead to criminality, social to criminality, social problems such as quarrels, fights, noise and commotion that have the potential to become social disasters. Whereas, the on the other hand, slum communities want a quiet life and Therefore Therefore, this service was held which aims to: (1) equip the community with knowledge about the importance of preparedness in facing social threats in slum neighbourhoods. (2) equip the community with skills to handle social threats in their neighbourhood. Social threats that occur in their neighbourhood. This service occurred in Makassar City, precisely in Buntusu Village, Tamalanrea District. The activity took the form of literacy consisting of socialisation and training. The participants are residents living in the slum area representing each sub-district as evidenced by a letter from the head of each sub-district. 4 training participants represented each sub-district. Makassar City has 15 sub-districts with a total population of 1,432,189 people. Training participants as well as respondents totalled 160 people who were selected using the Slovin method. After the socialisation and training, all participants were given a questionnaire to determine their level of knowledge and skills in receiving the material presented by the presenters.